REVIEW GARDEN CITY, KOTA PUTIH DAN INDUSTRIAL CITIES

REVIEW GARDEN CITY, KOTA PUTIH DAN INDUSTRIAL CITIES

Garden City merupakan bagian dari pembangunan yang lebih besar, yang didirikan di inggris pada abad ke-19 sebagai reaksi terhadap kepadatan dan taman revolusi industripada pusat kota. Howard mengawali penerapan konseb garden city dengan cara bersosialisasi dan melalui bukunya tetapi ia masih mengalami kegagalan dalam menarik perhatian para ahli politik dan social yang disebabkan karena kekurangan pengetahuannya dalam bidang politik dan social. Tahun 1899 ia berhasil mendirikan Garden Cities Association (sekarang Town and Country Planning Association) dan sebuah badan amal lingkungan tertua di Inggris. Asosiasi ini bertujuan untuk mendiskusikan cara praktis untuk mewujudkan sebuah gagasan berupa konsep garden city.

Bagi penduduk desa yang melakukan urbanisasi ke kota dengan uang yang pas-pasan dan cenderung kurang untuk biaya hidup yang layak menyebabkan kesengsaraan bagi kehidupan mereka. Kota menjadi cenderung diwarnai dengan kemiskinan, permukiman penduduk yang padat dan kumuh, polusi industry, penyediaan drainase dan air bersih yang tidak layak digunakan oleh penduduk serta praktek penguburan yang buruk sehingga timbul wabah penyakit kolera yang memakan korban ribuan jiwa. Hal dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi adanya pencemaran lingkungan dan membuat udara menjadi bersih. Selain di Letchworth, konsep garden city tersebut pun di terapkan pada Chaux dan Welwyn (1921) yang menggunakan taman bandar yang ideal.

A. Fungsi dan Karakteristik Ruang Kota khususnya Kota Putih

Kota putih di pimpin oleh seorang perancang Daniel Burnham, yang bangunannya dibangun dengan bentuk visual sebagai konseb keindahan atau sebagai alat sosial yang berkesan. Konseb kota putih sangat bergantung pada Beaux-Arts yang menghasilkan urutan, simetri, hirarki, dan pemandangan indah diselingi oleh monumen dan perhiasan lain. Semua bangunan di hiasi dengan cara yang sama, yang memilki ketentuan dengan ketinggian bangunan yang seragam dan tentunya semua di cat berwarna putih. Pada kota putih juga disajikan beberapa monumental yang memiliki kontras atau konseb yang menggambarkan suatu konseb yang ekstrim. Tujuan dalam membangun kota putih adalah untuk menekankan kepentingan, ketentraman daripada masyarakat yang harmonis, dan di dalamnya terdapat unsur-unsur bangunan klasik serta prinsip-prinsip perancangan monomental.

A. Fakor Penentu Keberadaan Kota Putih

Faktor utama yang menjadi penyebab urbanisasi yang terjadi secara besar-besaran karena adanya industrilisasi yang lebih menjanjikan upah yang lebih banyak, lapangan pekerjaan yang banyak serta aktivitas sosial yang sangat menarik minat masyarakat pedesaan untuk pindah ke kota, ledakan Residen taman memuncak pada beberapa perubahan sebelum dikembangkan. Model Residence Taman pinggiran kota datang untuk mendefinisikan "American Dream", sekatan perkembangannya menjadi titik awal untuk semua bandar dan perancangan, persatuan saluran yang meletakkan asas untuk kota moderen. Palm Haven’s Residence merupakan gaden city yang dibangunkan di San Jose, Ca, bermula dengan Mission Revival sebagai tanda tangan arsitekturalnya. Akan tetapi keberadaannya tidak dapat bertahan dengan lama dibuka pada tahun 1913, Perang Dunia I pecah dan penjualan real estat pemukiman di seluruh negeri berhenti. Hat itu tidak sepenuhnya pulih sehingga tahun 1920-an ketika bom ekonomi mencetuskan perluasan pinggiran bandar besar Amerika.

Setelah itu pun kemudian di bangun kembali “Park Residence” dan telah mendapatkan tempatnya di bandar pinggiran bandar Amerika modern. Park Residence ini dibangun dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat, keindahan visual dan tertata secara alami, sehingga keberadaannya pun masih dapat terpelihara dengan baik. Hal ini dikarenakan dengan munculnya Park Residence dari “Amerika Dream” yang disusun menjadi konsep yang akan bertahan agar dapat mempengarhi taraf hidup sampai pada pergantian abad ke-20 dan juga dapat berfungsi untuk mempengaruhi perancangan bandar pada abad berikutnya.

JADIKAN KOTA MANADO BEBAS
KEMACETAN


Perkembangan Kota Manado pada 10 tahun terakhir meningkat sangat pesat. Pembangunan dalam berbagai bidang pun semakin melengkapi perkembangan Ibu Kota Sulawesi Utara ini. Kota manado juga memiliki strategis yang baik dan didukung oleh pariwisata yang cukup menarik.

Manado sangat berperan penting dalam menopang posisi Ibu Kotanya sendiri untuk di bawah kearah yang lebih strategis yaitu sebagai gerbang ekonomi Asia Pasifik. Jika di lihat dari berjalannya waktu Kota Manado memiliki perkembangan yang di dukung oleh kontribusi sektor perekonomian perdagangan dan jasa. Kerena manado di sebut sebagai sektor perdagangan dan jasa maka penyerapan tenaga kerja dan pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) masih relative dominan. Sedangkan, jika di lihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) kontribusi perdagangan dan jasa dalam satu dekade masih cukup untuk mendominasi di kota dengan penduduk yang hamper setengah juta jiwa.

Dengan berkembangnya Kota Manado tersebut maka kota ini sering menghadapi masalah yaitu kemacetan yang terjadi pada arus lalulintas yang terjadi dari hari ke hari. Jika di cermati kemacetan terjadi hanya di beberapa titik saja. penyebab terjadinya kemacetan karena kurangnya kapasitas jalan sehingga tidak memadai, volume kendaraan yang melintas makin hari makin banyak, dan kurangnya kedisiplina dalam berlalulintas.

Kondisi ini tentu tidak akan mampu menampung pertambahan jumlah kendaraan yang konon setiap bulan bertambah tiga ribu unit. Kemacetan ini terjadi di akibatkan oleh kurangnya sikap masyarakat baik pengendara maupun pejalan kaki, bagaimana caranya agar kota yang berkembang bisa terhindar dari pada kemacetan, untuk menghindari dari pada kemacetan yang terjadi di jalan tersebut para pengendara dan pejalan kaki harus mengintropeksi diri mereka karena kebanyakan dari kendaraan umum sering mencari celah untuk mendahului, berhenti menaikan dan menurunkan para penumpang. Di sisi lain, kurangnya kesadaran dari pada warga yang menumpangi kendaraan umum sehingga menambah persoalan karena naik dan turun di mana saja sesuai dengan keinginan hati mereka.

Sulit sekali jika membayangkan dan melihat kendaraan umum berjajar di saat terjadi kemacetan, semuanya seakan berburu dengan waktu seperti kejar setoran sehingga penumpukan kendaraan sering terjadi pada titik-titik tertentu. Karena di Kota Manado sering terjadi kemacetan di beberapa titik maka Polda Sulawesi Utara dan Dephub Sulawesi Utara berusaha untuk menerapkan one way traffick. Usaha yang di lakukan oleh Polda dan Dephub pun berhasil rupanya berhasil walaupun di tempat-tempat tertentu masih tarjadi kemacetan yang luar biasa.

Meskipun usaha yang di lalkukan Polda dan Dephub belum terpenuhi semuanya namu mereka tidak berhenti sampai di situ saja karena bagi mereka menerapkan one traffick way hanyalah sebagai uji coba saja jadi masih perlu evaluasi apakah penerapan tersebut bisa terus dilaksanakan atau dibatalkan. Terjadinya kemacetan, bisa menimbulkan kekerasan yang terjadi di kalangan masyarakat. Jika sudah terjadi seperti itu di kalangan masyarakat kita hanya butuh saling pengertian di jalur lalulintas agar Kota Manado lebih baik, teratur, dan tentu tidak macet artinya penyelenggara jalur ini harus benar-benar mengamati hasil ujicoba dengan teliti dan tidak segan membatalkan kalau memang perubahan tersebut tidak membuat Manado bebas dari pada macet.